BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERILAKU DALAM ORGANISASI
Perilaku
organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya terdapat,
perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi
tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan
struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas suatu organisasi
Sistem
pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki
tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
Berbagai
struktur yang berbeda kita gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam
berbagai tipe organisasi;sebuah sistem pengendalian manajemen yang efektif
harus dirancang agar bisa sesuai dengan struktur tertentu. Di
B. FAKTOR-FAKTOR
INFORMAL YANG MEMPENGARUHI KESELARASAN TUJUAN
Baik sistem
formal maupun proses informal mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi
perusahaan, konsekuensinya, kedua hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat
pencapaian keselarasan tujuan sebagaimana disebutkan di atas. Namun hal yang
juga untuk diperhatikan oleh para perancang sistem pengendalian formal adalah
aspek-aspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya
manajemen, dan budaya yang melingkupi, karena untuk menjalankan strategi
organisasi secara efektif mekanisme formal harus berjalan seiring dengan
mekanisme informal, Oleh karena itu, sebelum sistem formal didiskusikan, akan
diuraikan faktor-faktor informal, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
yang memainkan peranan kunci dalam rangka meraih keselarasan dengan tujuan
perusahaan.
Faktor-faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah
norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, di mana organisasi
menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering
juga disebut etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap
organisasi, keuletan, semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas secara tepat waktu. Beberapa sikap di atas bersifat
lokal-yaitu spesifik untuk kota atau wilayah di mana organisasi beroperasi.
Contoh-Silicon Valley-suatu wilayah yang membentang sepanjang 30 mil dan
selebar 10 ml di California utara-adalah salah-satu pusat utama penciptaan
bisnis baru dan kesejahteraan dalam ekonomi Amerika Serikat. Daerah ini menarik
perhatian orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam karakteristik mereka, yaitu
semangat kewiraswastaan keingingan untuk bekerja keras, ambisi yang tinggi dan
kesukaan untuk bekerja dalam wilayah kerja yang informal. Dalam 50 tahun
terakhir, Silicon Valley telah menciptakan perusahaan-perusahaan seperti
Hewlett-Packard, Microsoft, Apple Computer, Sun Microsystems, Oracle, Cisco
Systems dan intel. Bahkan setelah siklus sukses dan bangkrut, perusahaan lini
lama dan perusahaandot com yang bertahan, tetap meningkatkan reputasi Silicon
Valley sebagai pusat inovasi teknologi.
Faktor-faktor
internal
Budaya
Faktor yang terpenting adalah budaya
di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai
hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara
implicit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran
organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena hal tersebut bisa
menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan sistem pengendalian manajemen formal
yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian actual. Contoh. Johnson &
Johnson (J&J) memiliki budaya perusahaan yang kuat, sebagaimana ditunjukkan
oleh kredo perusahaan. Seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami dampak dari
sistem pengendalian formal yang dipakai oleh J&J tanpa melihat kredo
perilaku yang diterapkan perusahaan pada para pegawainya. Hal ini dengan nyata
ditunjukkan pada saat terjadinya krisis kapsul Tylenol tahun 1982. Pada sat
itu, tujuh orang tewas karena memakan kapsul Tylenol. J&J menarik seluruh
kapsul Tylenol dari pasar AS, meskipun kapsul-kapsul yang beracun itu terjual
di Chicago, diutak-atik di luar lokasi J&J, dan individu yang bertanggung
jawab atas keracunan itu bukan pegawai J&J. Perusahaan tersebut juga
melancarkan kampanye untuk memberikan informasi kepada ahli-ahli kesehatan dan
masyarakat luas mengenai langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan untuk
mencegah kejadian serupa terulang di masa yang akan datang. Secara keseluruhan,
J&J membelanjakan $100 juta untuk menanggapi krisis Tylenol.
Pegawai-pegawai J&J berpendapat bahwa tindakan mereka selama terjadinya krisis
berpijak pada keyakinan mereka terhadap kredo perusahaan, yang menekankan
tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat, meskipun hal tersebut akan
berdampak negatif terhadap tingkat keuntungan perusahaan dalam jangka pendek.
Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali
memilki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya
manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap
sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak
pada apa yang menjadi sikap CEO. Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang
beragam. Beberapa diantaranya memilki kharisma dan ramah; sementara yang lain
ada yang bergaya agak santai. Ada manajer yang banyak melewatkan waktunya
dengan melihat-lihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara
berkeliling (management by walking around); sementara ada juga manajer yang
menyibukkan dirinya dengan menulis laporan. Contoh. Ketika Reginald Jones
diangkat sebagai CEO General Electric pada awal dasawarsa 1970-an, perusahaan
itu merupakan perusahaan besar, multi-industri yang kinerjanya sangat baik di
pasaran. Tetapi perusahaan tersebut memilki masalah tersendiri; skandal
penetapan harga sehingga sejumlah eksekutif masuk penjara, diiringi dengan
kekalahan perusahaan tersebut yang menyebabkan perusahaan mundur dari bisnis
komputer. Gaya manajemen Jones sangatlah cocok untuk menerapkan disiplin ke
perusahaan tersebut. Jones adalah orang yang formal, bermartabat, berbudi
halus, cemerlang, serta memilki tekad dan kemampuan yang kuat untuk
mendelegasikan wewenang. Dia melembagakan perencanaan strategi formal dan
membangun salah-satu unit perencanaan strategis pertama kali dalam sebuah
perusahaan besar.
Ketika Jones
mengundurkan diri pada tahun 1980, dewan General Electric sengaja memilih Jack
Welch, seseorang yang memiliki gaya manajemen yang sangat berbeda, untuk
menggantikannya. Welch adalah orang yang lantang, tidak sabaran, bersifat
informal dan memiliki jiwa wiraswasta. Kualifikasi seperti ini sangat cocok
dalam era pertumbuhan pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an. Tindakan-tindakan
yang diambil oleh Welch antara tahun 1981 dan 1999-seperti akuisisi
besar-besaran, peralihan dari usaha manufaktur ke bidang jasa, globalisasi
secara cepat ke Eropa dan Asia, penerapan konsep-konsep seperti pelatihan dan
kualitas Six sigma, integrasi internet ke dalam seluruh bisnis GE-semuanya
menempatkan General Electric dalam jalur pertumbuhan yang sangat solid. Selama
periode itu, tingkat penjualan GE meningkat empat kali lipat, dari $27 miliar
pada tahun 1981 menjadi $1,6 miliar pada tahun 1998, atau keuntungannya
meningkat enam kali lipat, dari $1,6 miliar pada tahun 1981 hingga $9,2 miliar
pada tahun 1998. Sementara, harga saham GE meningkat 3.100 % dari $4,20 pada
bulan Maret 1981 menjadi $133,75 pada November 1999-peringkat S&P 500
meningkat tiga kali selama periode yang sama.
Pada tahun
2001, ketika Jack Welch pension setelah 20 tahun mengabdi, Jeff Immelt dipilih
sebagai presiden dan CEO. Immelt dilihat sebagai pemimpin yang terpercaya, ramah,
dan disukai dengan latar belakang pengalaman di beberapa bisnis GE. Sementara
Welch ditakuti dalam lingkungan GE, immelt malah dipuja-puja. Immelt berencana
untuk menfokuskan GE pada penggunaan teknologi berorientasi pada konsumen,
bauran bisnis, dan keanekaragaman manajemen untuk meningkatkab kinerja
perusahaan yang paling berharga di dunia.
Organisasi
Informal
Kenyataan-kenyataan yang ditemui
selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa
mengetahui arti penting dari hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang
bersifat informal.
Persepsi dan Komunikasi
Pesan-pesan yang diserap dari
berbagai sumber ini bisa jadi bertentangan satu sama lain, atau bahkan memiliki
interpretasi yang sangat beragam. Maka komunikasi perlu dibangun menyamakan
persepsi.
Kerjasama
dan Konflik
Garis-garis yang menghubungkan
kotak-kotak dalam bagan organisasi dicapai adalah dimana manajemen senior
membuat keputusan dan mengkomunikasikan keputusan tersebut melalui hierarki
organisasi ke manajer pada tingkat yang lebih rendah.Hal ini mengabaikan tujuan
pribadi masing-masinng individu.
C. SISTEM PENGENDALIAN
FORMAL
Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat
formal. Sistem ini bisa diklasifikasikan ke dalam dua jenis: (1) sistem
pengendalian manajemen (2) aturan-aturan.
1.
Aturan-aturan
Kita menggunakan istilah
:aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instuksi dan
pengendalian, termasuk di dalamnya adalah instruksi-instruksi jabatan,
pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan
tuntunan-tuntunan etis. Aturan-aturan itu beragam sifatnya mulai dari yang
sangat remeh (misalnya, klip kertas hanya akan diberikan jika diminta melalui
daftar permintaan yang ditandatangani secara resmi) hingga aturan yang sangat
penting (contohnya pengeluaran modal lebih dari $ 5 juta harus mendapat
persetujuan dewan direksi). Tidak seperti arahan-arahan yang bersifat implicit
dalam jumlah anggaran, yang bisa berubah dari bulan ke bulan, hampir semua
aturan biasanya bersifat jangka panjang; yaitu aturan-aturan tersebut akan
selalu ada sampai aturan-aturan itu dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :
1) Pengendalian
fisik. Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan
besi, passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
2) Manual. Ada banyak
pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang harus dituliskan ke dalam
panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai pedoman, seberapa banyak
toleransi yang diperbolehkan dan beberapa pertimbangan lainnya. Manual dalam
organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan organisasi
lain. Organisasi besar memilki panduan dan aturan yang lebih banyak
dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil. Organisasi
yang tersentralisasi memiliki banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang
terdesentralisasi. Dan yang terakhir, organisasi memiliki unit-unit yang
tersebar secara geografis (seperti jaringan restoran cepat saji) mempunyai
lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara
geografis.
3) Pengamanan
sistem. Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem
pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem
itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. Hal ini meliputi:
pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain
bahwa sebuah transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan; menghitung uang
yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah di bawa sesering mungkin; serta sejumlah
prosedur lain. Hal tersebut juga mencakup pengecekan sistem yang dilakukan oleh
auditor internal dan eksternal.
4) Sistem Pengendalian Tugas. Dalam Bab 1
dikatakan pengendalian tugas sebagai proses untuk menjamin agar tugas-tugas
tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.Kebanyakan dari tugas-tugas itu
dikendalikan melalui peraturan-peraturan.Jika sebuah tugas dijalankan
menggunakan mesin otomat,maka sistem otomat itu sendiri akan menyediakan sistem
kendali tersendiri.
Proses Kendali Secara Formal
Suatu perencanaan strategis akan
melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh informasi yang tersedia
dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perencanaan strategis tersebut
kemudian di konversi menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan
belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat
tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan dan infornasi formal lain.
Pusat tanggung jawab menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan, dan hasilnya
kemudian di nilai dan dilaporkan. Hasil-hasil aktual kemudian dibandingkan
dengan anggaran untuk menentukan apakah kinerjanya memuaskan atau tidak.
Gambar1. Proses Pengendalian Secara Formal

D. TIPE-TIPE
ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki
pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan
mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun
kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa
dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur
matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
A.
Organisasi-organisasi
fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi
fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan
khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang
berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang
manajer pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar
akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer
yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi,
seorang spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh
yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan
seorang manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur
fungsional adalah efisiensi.

Ada sejumlah
kelemahan pada struktur fungsional. Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional
terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara
terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi
tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Oleh karena itu,
tidak ada cara untuk menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing
fungsi. Kedua, jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja
dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih
tinggi dari fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari
fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun
perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah. Sebagai
contoh, departemen pemasaran mungkin ingin memenuhi kebutuhan konsumen untuk
sejumlah tertentu dari suatu produk bahkan jika hal tersebut berarti kerja
lembur untuk departemen produksi-dimana departemen produksi mungkin tidak rela
menanggung biayanya. Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan
pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam. Contoh. Pada tahun
2002, Deera & Co. diorganisasikan ke dalam empat unit bisnis: perlengkapan
pertanian; perlengkapan konstruksi; perlengkapan konsumen; dan kredit. Karena
beragamnya produk dan segmen konsumen yang dilayaninya, maka Deera & Co.
tidak bisa menerapkan struktur fungsional.
B.
Unit-unit
Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari
organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada
struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi,
bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran
sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah sebagai
contoh, memastikan agar rencana departemen pemasaran bisa disesuaikan dengan
kemampuan produksi-dan untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul
diantara fungsi-fungsi ini. Kinerja unit bisnis tersebut kemudian diukur dengan
profitabilitas dari unit bisnis itu. Contoh. Unit-unit bisnis Nabisco
menggunakan sistem distribusi yang berbeda untuk produk yang berbeda-beda pula.
Sebagai contoh, unit biskuitnya menggunakan truk-truk dan bagian penjualannya
sendiri, untuk secara langsung mengirimkan barang kepada pihak pengecer-sebuah
pendekatan yang memakan banyak biaya, namun hal ini diyakini oleh pihak
manajemen sebagai pendekatan yang dibenarkan dalam kaitannya dengan
meningkatnya hubungan dengan konsumen dan pengendalian yang lebih melekat
terhadap persediaan dan penjualan toko-toko tersebut.

Keuntungan
dari bentuk perusahaan unit bisnis ini adalah bahwa struktur ini bisa berfungsi
sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Seorang manajer unit
bisnis dituntut untuk bisa menunjukkan kewirausahaan yang sama seperti yang
dipunyai oleh CEO dari perusahaan independen. Keuntungan lain dari tipe
struktur ini adalah bahwa karena unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari
produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka para manajer unit
bisnis dapat membuat keputusan-keputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik
dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat. Kerugian dari unit
bisnis ini adalah adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis ini
menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional dikerjakan di
kantor pusat.
Contoh.
Dalam kelompok perusahaan pesawat terbang Boeing, rancangan dan pembuatan
pesawat dibagi ke dalam lingkup produk pesawat berbadan kecil (737 dan 752) dan
pesawat, berbadan lebar (747,767 dan 777). Akan tetapi, pembuatan komponen
structural utama membutuhkan peranti-peranti mesin yang dikendalikan oleh
komputer dalam jumlah yang sangat besar dan kecil. Hal tersebut dinilai terlalu
mahal untuk diduplikasi pada setiap produknya. Malahan, sebuah unit pabrikasi
sentral dibuat dan seluruh aktivitas pembuatan pesawat yang membutuhkan skala
yang luas dan keterampilan yang tinggi ditempatkan di dalam unit pabrikasi
sentral tersebut serta ditanggung oleh lintas satuan produk. Struktur ini
merupakan campuran anara produk dan fungsi.
C. Organisasi
Matrik
Dalam organisasi matrik,manajer
suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyeknya,juga
bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional.Masalah pengendalian manajemen
pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk organisasi
lainnya. Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek
atau program merupakan tanggung jawab dari beberapa manajer.

E. FUNGSI
CONTROLLER
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler.
Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan orang ini adalah Chief Financial
Officer (CFO). Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan
informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan
laporan keuangan kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan
kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk para manajer,
menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen
perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal
dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi,
menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta
menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam
organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen
dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
Relasi ke Jajaran Organisasi
Fungsi pengendalian adalah fungsi
staf. Meskipun seorang kontroler biasanya bertanggung jawab untuk merancang
maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi,
pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Seorang
pengendali barangkali bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menganalisis
tolak ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta merekomendasikan
tindakan-tindakan yang diperlukan ke pihak manajemen. Kemungkinan-kemungkinan
lainnya mencakup memonitor ketaatan pada batas-batas pengeluaran yang sudah
ditetapkan oleh kepala eksekutif, mengendalikan integritas sistem pencatatan
serta menjaga aktiva perusahaan dari pencurian dan penipuan.
Pengendali Unit Bisnis
Para pengendali bisnis mau tidak mau
membagi loyalitas mereka.Pada suatu sisi,mereka berutang kesetiaan pada pihak
pengendalian secara keseluruhan perusahaan,yang memegang tanggung jawab operasi
sistem pengendalian secara keseluruhan.Pada satu sisi lain,mereka juga berutang
kesetiaan pada para manajer di unit mereka,yaitu pihak yang diberi bantuan para
stafnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Halim et al,Sistem Pengendalian Manajemen,
Yogyakarta:UPP AMP YKPN,2000
Supriyono,R.A.,Sistem Pengendalian Manajemen,Yogyakarta
: BPFE,Edisi 1,2000
Anthony
Robert N. dan Vijay Govindarajan,Sistem
Pengendalian Manajemen, Jakarta:
Terjemahan Salemba,2000