BUDAYA MASSA “MASS CULTURE”
Komunikasi Massa
Kelas B
DI SUSUN OLEH :
- MARSELA ( D1E015018 )
- GRESIA MALAU ( D1E015030 )
- DHEA ADINDA S. ( D1E015110 )
- NAJMAH TWIN A. ( D1E015079 )
- LAELATUL M. ( D1E015104 )
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani maupun rohani,sehingga kami dapat berkumpul, berfikir dan melengkapi tugas makalah ini. Selawat seiring salam kepada junjungan nabi besar, Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita hingga kealam yang terang benderang dengan penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Allhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Budaya Massa ( Mass Culture )” untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Massa. Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moral dan materi pembelajaran yang diberikan.
Mengingat kemampuan kami yang masih terbatas dan masih dalam proses belajar maka kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang dan bermanfaat untuk kita semua.
Bengkulu, Oktober 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................. ii
DAFTAR ISI ...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat .............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Awal Adanya Budaya Massa......................................................................................4
2.2 Pengertian Budaya Massa..........................................................................................4
2.3 Ciri-ciri Budaya Massa ................................................................................................6
2.4 Pengertian Media Massa ............................................................................................7
2.5 Dampak positif dan Negatif Media Massa .......................................................12
2.6 Jenis-jenis Media Massa .........................................................................................17
2.7 Fungsi dan Peranan Media Massa........................................................................23
2.8 Media Massa dan Masyarakat Massa..................................................................26
2.9 Teori Budaya Massa.. ...............................................................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................31
3.2 Saran ................................................................................................................................31
DAFTAR PUSATAKA .............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan sosial yang dialami anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang lama menjadi yang baru terjadi akibat sifat budaya massa yang kontemporer. Munculnya kebudayaan secara instan sesuai dengan minat yang diinginkan oleh masyarakat pada waktu tertentu dengan mengikuti gelombang perubahan yang tengah terjadi di dalam masyarakat yang melingkupinya. Oleh sebab itu, perubahan sosial yang terjadi dapat memberikan perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat, dan budaya materi yang digunakan masyarakat. Perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya tergantung dari adanya perbedaan atas pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan itu sendiri.
Menurut Taylor, kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, setiap perubahan-perubahan kebudayaan merupakan perubahan dari unsur-unsur tersebut. Di dalam kehidupan sehari-hari, perubahan-perubahan masyarakat antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan sangat sulit dipisahkan. Tidak ada masyarakat di dunia yang tidak memiliki kebudayaan, sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan itu mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan (Davis, 1960).[1] Oleh sebab itu, perubahan sosial dan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya saling berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.[2] Tetapi masih saja sulit untuk meletakkan zona pemisah antara perubahan sosial dengan kebudayaan. Kedua gejala tersebut dapat ditemukan diantara hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat.
Perubahan masyarakat yang juga mempengaruhi perubahan kebudayaan bisa disebabkan karena suatu hal yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, ada faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang sudah ada sebelumnya. Atau perubahan terjadi karena adanya faktor keterpaksaan masyarakat untuk menyesuaikan faktor yang sudah lama dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahaan terlebih dahulu.
Media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan. Kehidupan masyarakat kota yang tidak saling mengenal jika melakukan interaksi satu sama lainnya didasari oleh kepentingan dan kebutuhan yang dilandasi pada hubungan yang sekunder. Sehingga lahirlah media massa yang merupakan kebutuhan masyarakat perkotaan untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya. Media massa berupaya menyesuaikan berbagai produk tayangannya terhadap khalayak yang sifatnya heterogen dan berasal dari sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Produk tayangan media massa ditampilkan sedemikian rupa sehingga mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi tidak hanya dari dalam negeri saja melainkan dari berbagai negara. Oleh sebab itu, media massa berusaha memberikan pilihan yang memuaskan bagi para khalayak.
Budaya massa diproduksi dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Kebudayaan dalam masyakarat tidak hanya sampai di budaya massa saja melainkan khalayak membutuhkan budaya populer seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin menguasai manusia. Budaya populer lahir karena perkembangan kebudayaan lebih banyak menyajikan dari sisi hiburan seperti film, buku, dan televisi. Budaya populer menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu seperti menggunakan kendaraan pribadi kelas atas, mengikuti perkembangan fashion, atau yang disebut dengan dunia sosialita.
Namun, Allan Bloom menjelaskan bahwa kebudayaan baru merusak kebudayaan tradisional yang sudah berkembang terlebih dahulu. Anehnya kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh kepada kelompok kaum muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya populer terus menjadi kontradiksi dan perdebatan antara kaum konservatif dan neokonservatif (Ben Agger, 1992; 28).
1.2 Rumusan Masalah
· Kapan budaya massa mulai ada?
· Apa yang dimaksud dengan budaya massa?
· Apa saja ciri-ciri budaya massa?
· Apa itu media massa?
· Apakah ada dampak positif dan dampak negatif dari media massa?
· Apa saja jenis-jenis dari media massa?
· Bagaimana fungsi dan peranan media massa dalam kehidupan sehari-hari?
· Apa hubungan media massa dan masyarakat massa?
· Apa saja teori-teori budaya massa?
1.3 Tujuan Penulisan
· Untuk mengetahui kapan budaya massa itu mulai ada
· Untuk mengetahui definisi dari budaya massa
· Untuk mengetahui ciri-ciri budaya massa
· Untuk mengetahui pengertian dari media massa
· Untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari media massa
· Untuk mengetahui jenis-jenis dari media massa
· Untuk mengetahui fungsi dan peranan media massa di kehidupan sehari-hari
· Untuk mengetahui hubungan media massa dan masyarakat massa
· Untuk mengetahui teori budaya
1.4 Manfaat
· Mahasiswa dapat mengetahui kapan budaya massa mulai ada
· Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari budaya massa
· Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri budaya massa
· Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari media massa
· Mahasiswa dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari media massa
· Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dari media massa
· Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan peranan media massa dikehidupan sehari-hari
· Mahasiswa dapat mengetahui hubungan media massa dan masyarakat massa
· Mahasiswa dapat mengetahui teori budaya massa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Munculnya Budaya Massa
Kapan budaya massa mulai ada? Berbagai teori merujuk pada tahun 1920-an dan 1930-an Tahun tersebut mulai bermunculan sinema dan radio, produksi massal dan konsumsi kebudayaan, bangkitnya fasisme dan kematangan demokrasi liberal di sejumlah negara Barat. Tahun 1930-an merupakan salah satu tahap dari awal kelahiran kelompok kelas menengah di Amerika. Kelas menengah merupakan salah satu pihak yang berperanan penting dalam penyebaran budaya massa atau budaya popular. Kelas menengah merupakan generasi pasca perang yang berpenghasilan cukup dan lebih menitik beratkan hidupnya pada persoalan gaya atau styling. Kebudayaan massa merupakan kebudayaan yang dapat direproduksi ulang. Ideologi budaya disalurakan melalui media massa dan perangkat pendukung lainnya. Keberadaan Budaya massa didukung oleh keberadaan industrialisasi dan Urbanisasi Industrialisasi memicu konsumerisme yang berlebihan, sementara urbanisasi menjadi perantara budaya secara geografis. Industrialisasi dan urbanisasi meruntuhkan perantara sosial yang sebelumnya menjadi petanda identitas sosial. Pada era sebelumnya integritas desa, keluarga, agama sebagai petanda sosial ataupun rujukan moral. Pada intinya budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produk-produk massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa. Terdapat 3 hubungan dalam perkembangan budaya massa yaitu: Masyarakat Massa, Media Massa dan Budaya Massa.
2.2 Pengertian Budaya Massa
Budaya massa adalah suatu budaya yang terus menerus direproduksi dan dikonsumsi oleh suatu kelompok yang mempunyai akibat secara menyeluruh. Budaya massa juga merupakan hasil budaya yang dibuat secara massif demi kepentingan pasar dan lebih mengabdi pada kepentingan pemuasan selera. Budaya massa juga diartikan sebagai perilaku konsumerisme. Konsumerisme merupakan kesenangan universal yang bersifat sementara yang mengacu pada produk budaya seperti trend dan mode yang sedang diminati pasar. Dalam pembentukan budaya massa, komunikasi massa memiliki peranan yang penting dan efektif untuk mempengaruhi perilaku dan homogenitas budaya di dalam masyarakat. Komunikasi massa tersebut dijadikan sebagai tempat pemasaran dan sasaran iklan . tidak hanya itu, produk budaya semakin dipoles dan direkontruksi sesuai dengan selera dan citra rasa agar memunculkan minat masyarakat terhadapnya.
Televisi, dibandingkan dengan media yang lain seperti radio maupun surat kabar, televisi menjadi media massa yang paling diminati. Dengan televisi, masyarakat lebih mudah untuk mengakses informasi nasional maupun Internasional, hiburan, hot issue dalam format audio visual. Berbagai program yang ditayangkan telah berhasil menarik minat masyarakat terhadap konsumsi televise. Tetapi kemudahan-kemudahan tersebut membuat masyarakat terlena untuk menyaring program-program yang ada, sehingga manfaat yang diberikan oleh program-program tersebut tidak terlihat. Masyarakat lebih tertarik untuk menikmatinya. Misalnya saja program tayangan reality show yang kini semakin menjamur. Reality show yang sebenarnya tidak layak dan kurang menunjukkan kesopanan justru mendapat rating tinggi di mata masyarakat. Contohnya acara "Empat Mata" yang kini berganti menjadi "Bukan Empat Mata". Acara ini memakai tutur kata yang kurang sopan bahkan terkadang kasar, juga ketika menghadirkan bintang tamu seksi justru menambah rating di masyarakat. Selain itu, acara infotainment seperti insert, cek dan ricek, silet, dan lain-lain juga turut meramaikan program-program televise yang sangat menarik minat masyarakat kita.
Membicarakan tentang tren mode pakaian atau fashion. Mode pakaian saat ini dapat dikatakan luar biasa berkembang pesat. Model-model pakaian dari luar negeri sangat digemari oleh masyarakat kita, padahal budaya mereka kurang cocok bila disatukan dengan budaya Indonesia. Namun pesona itu mampu mengalahkan segalanya, sehingga tren fashion tersebut bisa memenangkan hati masyarakat dan sangat popular di semua kalangan di Indonesia.
Contoh lain dari budaya massa adalah Menjamurnya barang-barang elektronik, seperti berbagai gadget terbaru. Pada umumnya, masyarakat saat ini lebih mengutamakan system penanda daripada system petanda, artinya lebih mengutamakan untuk memeunuhi keinginannya daripada memenuhi kebutuhannya. Hal ini terbukti dengan pembelian berbagai gadget elektronik, seperti handphone. Setiap ada model handphone terbaru, masyarakat cenderung ingin memilikinya tanpa memperhitungkan apakah barang itu ia butuhkan atau tidak. Semua itu dilakukan hanya untuk memuaskan diri atas trend yang ada saat ini. Maka, tidak jadi masalah apabila barang itu tidak terlalu berguna atau sebagai barang kebutuhan kedua karena yang terpenting adalah kepuasaan dan kesenangan pribadinya telah terpenuhi.
Hal ini sejalan dengan adanya fenomena menjamurnya restoran fast-food yang bisa dikatakan sebagai budaya massa. Tidak dapat dipungkiri, adanya restoran fast-food yang menyediakan makanan cepat saji ini menjadi sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat, hal ini membuat makanan junk-food ini sangat digemari. Namun, tanpa disadari terdapat manipulasi publik yang berhubungan dengan kepentingan marketing penjualan. Di restoran fast-food ini, masyarakat tidak dapat memilih makanan sesuai selera sendiri, semuanya telah diatur dengan ditunjang strategi penjualan yang baik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya. Hal ini berbanding terbalik dengan restoran-restoran tradisional yang masyarakat boleh memilih makanan sesuai kebutuhan dan seleranya, tetapi tidak dapat menarik hati masyarakat.
2.3 Ciri-ciri dari Budaya Massa
Budaya massa memiliki beberapa ciri –ciri (dalam Burhan Bungin,2009: 77-78) yaitu sebagai berikut:
1. Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer. acara-acara infotainment,seperti indonesian idol, Penghuni terakhir, dan sebagainya adalah salah satu contoh karakter budaya massa ini.
2. Budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak merucut di tingkat elite, namu apabila ada elite yang terlibat dalam proses ini makaitu bagian dari basis assa itu sendiri.
3. Budaya massa juga memproduklsi budaya massa seperti infotainment adalah produk pemberitaan yang diperuntukan kepada massa secara meluas. Semua orang dapat memanfaatkannya sebagai hiburan umum.
4. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya popular sebagai sumber budaya massa. Bahkan secara tegas dikatakan bahwa bukan popular kalau budaya massa artiya budaya tradisional daqpat menjadi budaya popular apabila menjadi budaya massa. Contohnya srimulat, ludruk, maupun campursari. Pada mulanya kesenian tradisional ini berkembang di masyarakat tradisioanal dengan karakter-karakter tradisional, namun ketika kesenian ini dikemas di media massamaka sntuhan popular mendominasi seluruh kesenian tradisional itubaik kostum, latar, dan sebagainya tidak lagi menjadi konsumsi masyarakat pedesaan namun secara massalmenjadi konsumsi semua lapisan masyarakat di pedesaan dan perkotaan.
5. Budaya massa, terutama yang diproduksi oleh media massa diproduksi dengan menggunakan biaya yang cukup besar, karena itu dana yang besar harus menghasilkan keuntungan untuk kontinuitas budaya massa itu sendiri, karena itu budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan sebuah kegiatan budaya massa namun juga menghasilkan keuntungan bagi capital yang diinvestasikan pada kegiatan tersebut.
6. Budaya massa juga diproduksi secara eksklusif menggunakan simbo-simbol kelas sehingga terkesan diperuntukan kepada masyarakat modern yang homogen, terbatas dan tertutup. Syarat utama dari eksklusifitas budqaya massa ini adalah keterbukaan dan ketersediaan terlibat dalam perubahan budaya secara massal.
Budaya massa sendiri dibentuk berdasarkan (dalam Burhan Bungin, 2009: 100) yaitu sebagai berikut:
A. Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasillkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam temposingkat tak sempat lagi berpikir dan dengan cepat menyelesaikan karyanya. Mereka memiliki target produksi yang harus dicapai dalam waktu tertentu.
B. Karena massa budaya begitu latah menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media berlomba mancari keuntungan sebesar-besarnya.
2.4 Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV). Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas dikehidupan sehari-hari.
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal. Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap,pendapat dan prilaku komunikasi.
Adapun karakteristik media massa menurut Hafied Cangara (1998: 134-135) adalah: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, film dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
2.5 Dampak Positif dan negatif dari media massa
Media massa membuka pandangan kita terhadap dunia saat ini. Media mempunyai dampak positif dan negatif yang dapat mempengaruhi kita, yang berhubungan dengan kehidupan dan kebudayaan kita sehari-hari. Media juga telah mempengaruhi kita dalam banyak hal dimana kita sendiri tidak menyadari apa sajakakah yang dilakukan media massa kepada kita. Alat terbesar didalam media yang menghasilkan pendapatan adalah iklan. Kita akan melihat bagaimana media mempengaruhi kita dilihat dari dampak positif dan dampak negatif.
Berikut dampak positif dan negatif dari media massa:
Dampak positif
· Media massa memilki cara untuk menunjukkan kepada kita informasi yang tersusun rapi dalam berita. Anak-anak juga mendapat manfaat dari media massa karena dapat meningkatkan pengetahuan mereka dalam mata pelajaran tertentu.
· Media massa juga dapat menghibur serta memberikan ilmu pengetahuan yang bersifat edukasi.
· Kita memiliki rasa atas apa yang terjadi disekitar kita dan juga tentang segala sesuatu ditempat lain. Dengan media massa kita bisa melihat,mendengar dan mendapatkan informasi dari negara-negara di berbagai belahan dunia melalui televisi.
· Media dalam segala bentuknya dapat memperkenalkan kita cara berfikir kreatif yang dapat membantu kita memperbaiki diri dengan cara yang berbeda, baik itu dalam kehidupan pribadi ataupun pekerjaan kita.
· Media juga dapat membantu kita berhubungan dengan orang lain di seluruh dunia dari jarak yang sangat jauh.
Dampak Negatif
· Penayangan adegan ataupun berita tentang kekerasan atau bersifat pornografi merupakan faktor utama yang terlihat dan berpotensi menjadi penghasut yang berbahaya pada khalayak muda(remaja). Anak-anakpun mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di televisi maupun internet, dan kemudian bisa ditiru.
· Pada saat ini, informasi yang dilaporkan mungkin tidak otentik dari setiap sudut. Oleh karena itu, mungkin akan ada salah tafsir terhadap situasi.
· Berita dapat memanipulasi untuk mempengaruhi fikiran penonton. Contoh, partai politik tertentu dapat memanipulasi laporan yang menguntungkan mereka.
· Membuat lupa waktu, apalagi waktu belajar.
· Penyebaran pesan yang menyesatkan dapat mengalihkan pikiran menuju jalan yang salah.
2.6 Jenis – jenis media massa
Media massa diyakini punya kekuatan yang maha dahsyat untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media massa bisa menentukan perkembangan masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang.Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang.
Djafar H. Assegaf mengatakan bahwa media massa memiliki lima ciri, yaitu
Pertama , komunikasi yang terjadi dalam media massa bersifat searah di mana komunikan tidak dapat memberikan tanggapan secara langsung kepada komunikatornya yang biasa disebut dengan tanggapan yang tertunda (delay feedback).
Kedua , media massa menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi yang luas, bervariasi. Ini menunjukkan bahwa pesan yang ada dalam media massa berisi rangkaian dan aneka pilihan materi yang luas bagi khalayak atau para komunikannya.
Ketiga , media massa dapat menjangkau sejumlah besar khalayak. Komunikan dalam media massa berjumlah besar dan menyebar di mana-mana, serta tidak pernah bertemu dan berhubungan secara personal.
Keempat , media massa menyajikan materi yang dapat mencapai tingkat intelek rata-rata. Pesan yang disajikan dengan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh seluruh lapisan intelektual baik komunikan dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
Kelima , media massa diselenggrakan oleh lembaga masyarakat atau organisasi yang terstruktur. Penyelenggara atau pengelola media massa adalah lembaga masyarakat/organisasi yang teratur dan peka terhadap permasalahan kemasyarakatan.
Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari sumber bertulis seperti koran, majalah, majalah, buku, newsletter, iklan, memo, formulir bisnis, dll, sedangkan media elektronik terdiri daripada televisi, radio dan juga internet.
Media cetak merupakan salah satu jenis media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Media cetak juga dapat di didefinisikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan proses produksi teks menggunakan tinta, huruf dan kertas, atau bahan cetak lainnya. Media cetak ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis yakni surat kabar, majalah berita, majalah khusus, newsletter, dll. Masing-masing jenis itu berbeda satu sama lain dalam penyajian tulisan dan rubriknya.
Media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam hal penyampaian kritik sosial melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.
Sedangkan media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Isi dari jenis media massa ini umumnya disebarluaskan melalui suara (audio) atau gambar dan suara (audio-visual) dengan menggunakan teknologi elektro. Yang menjadi kekuatan dari media elektronik tidak hanya pada tata tulis berita, tapi juga pada tata suara penyiar yang harus enak didengar.
Media elektronik memiliki beberapa karakteristik, yaitu cepat dalam menyampaikan informasi, dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa yang disertai pelaporan langsung dari tempat kejadian dan lebih menarik karena dikemas dengan memadukan audio dan visual. Walau dalam penyajian informasi media elektronik tidak melakukan pengulasan masalah secara mendalam karena terkendala proses produksi yang tinggi, namun melalui media elektronik ini akses akan informasi bisa di dapatkan masyarakat lebih cepat.
Di luar perbedaan yang terdapat dari kedua jenis media massa ini, baik cetak maupun elektronik, keduanya tetaplah merupakan suatu wadah yang memiliki fungsi sebagai penyampai informasi bagi masyarakat yang tentunya juga tidak melupakan fungsi hiburannya. Semoga dengan semakin murahnya akses media massa akan memperbaiki pola pikir masyarakat menjadi lebih cerdas, kritis dan kreatif.
2.7 Fungsi dan peranan media massa dikehidupan sehari-hari
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media berarti sarana atau alat, media massa berarti sarana komunikasi bagi masyarakat bisa berupa koran, majalah, tv, radio, internet, telepon, dsb. Media cetak yaitu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam bentuk cetakan seperti koran atau majalah. Media elektronik berarti media yang berupa elektronik seperti tv dan radio ( Fajri & Senja, 2003:557). Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002).
Media massa terdiri dari media cetak, media elektronik, dan media online. Media cetak itu seperti koran, majalah, suratkabar, tabloid, buku, dsb. Media elektronik yaitu tv, radio, dan film. Media online adalah informasi yang kita dapat melalui internet(cyber).
A.Peranan Media Massa
Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni :
1.Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan / promosi.
2.Sumber kekuatan : alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3.Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4.Wahana pengembangan kebudayaan : tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5.Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
B.Fungsi Media Massa
Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1.Harold D. Laswell:
1.Informasi (to inform)
2.Mendidik (to educate)
3.Menghibur (to entertain)
2.Wright:
1.Pengawasan (Surveillance), terhadap ragam peristiwa yang dijalankan melalui proses peliputan dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya.
2.Menghubungkan (Correlation), mobilisasi massa untuk berpikir dan bersikap atas suatu peristiwa atau masalah.
3.Transmisi Kultural (Cultural Transmission), pewarisan budaya, sosialisasi.
4.Hiburan (Entertainment).
3.De Vito:
1.Menghibur
2.Meyakinkan
3.Menginformasikan
4.Menganugerahkan
5.Membius
6.Menciptakan rasa kebersatuan
Pengaruh Media Massa terhadap Masyarakat
Media massa mempunyai peran dan fungsi sehingga media massa dapat member pengaruh terhadap masyarakat, baik pengaruh negatif maupun positif. Dari segi negatif, misalnya iklan rokok yang menarik akan membuat anak-anak yang melihatnya tertarik untuk mengonsumsi rokok. Acara-acara TV yang isinya menggunakan tipuan mata, aksi, atau hal-hal yang ekstrem member dampak buruk bagi penonton yang mungkin akan menirunya. Seperti tayangan sportainment di salah satu stasiun TV swasta beberapa tahun lalu yang sempat heboh karena ditiru oleh anak-anak yang berakibat adanya kematian dan kecelakaan. Terkadang juga masih banyak media-media yang menampilkan gambar-gambar atau berita yang terlalu vulgar (porno). Pemberitaan media yang salah juga dapat mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap suatu masalah yang dibahas. Media massa merupakan sarana yang besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Meskipun tidal semua berita dari media itu benar 100%.
Sedangkan dari sisi positifnya media massa mempengaruhi masyarakat adalah misalnya sebagai media sosialisasi yang paling efektif. Media massa juga membuat aspirasi mayarakat lebih mudah tersampaikan dengan banyaknya rubrik opini di berbagai media cetak. Bakat-bakat masyarakat khusunya anak muda juga lebih banyak diekspos oleh media massa sehingga mendapat apresiasi yang bagus dari masyarakat lain. Media massa juga membuat masyarakat di daerah lain yang jauh mengetahui informasi atau berita dari suatu daerah yang berbeda. Pengetahuan masyarakat juga semakin luas dengan adanya media massa. Dengan banyaknya media massa juga membantu dengan terciptanya banyak lapangan kerja seperti jurnalis, penjual koran, dll.
2.8 Media Massa dan Masyarakat Massa
Fenomena tayangan Indonesia
Budaya hiburan yang saat ini sedang populer di masyarakat Indonesia adalah tayangan yang banyak mengandung lelucon, musik dangdut, artis dan aktor komedian, bintang tamu yang sedang naik daun, dan sebagainya. Contoh tayangan Indonesia yang sedang menjamur adalah YKS (Yuk Keep Smile) di Trans 7, Pesbukers di ANTV dan Show Imah di Trans TV. Kemiripan konten yang dapat diamati dari ketiga acara ini adalah sama-sama menampilkan suatu ikon untuk menampilkan lelucon dalam membawakan acara, bintang tamu yang beragam, kontroversial, iringan musik dangdut, goyangan dangdut, dan candaan yang konyol bahkan kelewat batas.
Pemicu menjamurnya acara ini adalah, kebangkitan musik dangdut, yang awalnya dianggap musik murahan, di populerkan kembali oleh suatu ikon masa kini, seperti Soimah, Cesar, Saskia Gotik, dan Julia Perez, sehingga membuat musik dangdut kembali hidup. Tentunya, ikon yang mempopulerkan nya tidak berdiri sendiri. Media massa segera menangkap animo masyarakat terutama kaum muda dan kelas sosial menengah kebawah, lalu mengemas budaya populer musik dangdut, dengan unsur hiburan lalu dibawakan oleh pembawa acara yang biasa melontarkan lelucon. Rating Pesbukers tinggi karena memakai pembawa acara yang sama dengan acara Dahsyat (RCTI), disertai dengan musik dangdut, dan candaan oleh host-nya. Sempat menuai kritik dan kecaman dari Komisi Penyiaran Indonesia, lantaran menampilan candaan yang tidak pantas, tidak membuat media lain urung dalam membuat tayangan dengan konten serupa. Alasannya adalah massa sudah terlanjur kenal dengan artisnya. Unsur hiburan musik dangdut yang ditampilkan penyanyi seksi, juga dapat menyedot perhatian khalayak. Oleh karena tayangan dari sejumlah media televisi yang menyiarkan program Pesbukers, YKS, Show Imah, terbentuklah budaya massa yang memiliki identitas senang dengan hiburan dangdut, goyangan senonoh, candaan yang kurang bermutu (menampilkan permainan yang sedikit mengandung unsur “bullying”).
2.9 Teori Budaya Massa
1. Teori model determinisme teknologi dari Rogers.
Menurut Rogers, Determinisme Teknologi berpandangan bahwa teknologi adalah penyebab utama perubahan sosial. Karena dengan teknologi memunculkan media massa.
2. Teori ekonomi politik.
Teori ini banyak dipengaruhi oleh paham Neo-Marxist dan New Left, Menurut teori ini bahwa Media massa hanya sebagai saluran untuk menyampaikan isi budaya. Jadi media massa tidak banyak menjadi sebab atau pembentuk budaya massa.
3. Teori Triple M dari Mowlana
Masyarakat Massa
![]() |
Media Massa Budaya Massa
Ketiganya digambarkan dalam bentuk segi tiga yang saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya.Dimanamasyarakat massa melahirkan media massa yang berisi pesan,Pesan-pesan yang terbagi mengandung nilai dan norma, ide-ide,produk maupun simbol yang mewakili pola pikir, perasaan, tindakan suatu masyarakat tertentu. Sehingga dengan semua kemampuan yang ada dalam media massa melahirkan budaya massa
Budaya massa dari sisi ‘Gaya Hidup’
1. Makanan Cepat Saji dan Makanan Tradisional-Populer
Makanan merupakan salah satu unsur budaya. Umumnya restoran cepat saji, menyajikan makanan yang sama setiap harinya. Menu dari tiap restoran juga memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya. Restoran cepat saji merupakan produsen budaya massa. Media adalah agen yang mempopulerkan makanan cepat saji seperti fried chicken, burger, kentang goreng, sup krim, soda, ice cream float, dan sebagainya. Media massa, agen periklanan, serta produsen restoran cepat saji membuat strategi periklanan sedemikian rupa agar tercipta konsep, bahwa makanan cepat saji identik dengan praktis, mengenyangkan, simbol makanan berkelas, namun tetap bisa dinikmati siapa saja. Dampaknya adalah, timbul budaya massa yang cenderung praktis karena mengonsumsi makanan cepat saji, dibanding makanan olahan yang bergizi. Hal ini juga berkaitan dengan status sosial. Media sudah berhasil menaikan mobilitas sosial masyarakat dengan cara membentuk image, mempersuasi, hingga membuat perubahan sikap masyarakat, yang menunjukan kenaikan daya beli khalayak.
Terlepas dari peran media massa yang mempopulerkan kepraktisan restoran cepat saji, masih ada makanan tradisional yang masih populer di masa kini. Contohnya: Masakan Padang, gado-gado, rujak, dan sejumlah makanan lain yang masih lekat citarasanya dengan masyarakat Indonesia. Masakan ini merupakan folk culture yang berkembang menjadi popular culture.
2. Teknologi
Derasnya perkembangan teknologi menciptakan budaya massa yang konsumtif. Produsen dan vendor berlomba-lomba membuat perangkat yang memudahkan mobilitas masyarakat. Dalam kurun enam bulan, khalayak sudah diperkenalkan dengan jenis perangkat baru, dengan inovasi dari perangkat sebelumnya. Seperti halnya restoran cepat saji, lewat media massa-lah produsen teknologi membentuk konsep megenai sebuah perangkat yang indentik dengan calon pembelinya. Misalnya, produk Apple keluaran terbaru, iPhone 5, mencitrakan ekslusivitas pemiliknya, menciptakan kemudahan menjangkau dunia hanya melalui genggaman tangan. Desain dibuat lebih elegan, dengan fitur yang lebih mutakhir dibanding iPhone sebelumnya. Tentunya ada sejumlah nominal yang harus dibayarkan untuk membeli sebuah prestise lewat benda keluaran Apple tersebut. Bila iPhone mencitrakan hal yang ekslusif, tapi segmentasinya hanya bisa dijangkau oleh kalangan atas. Vendor smartphone asal China dan Korea Selatan, menawarkan perangkat yang lebih ekonomis dan bisa dijangkau oleh kalangan menengah kebawah, tanpa harus tertinggal zaman dengan terus memakai teknologi lama. Pada akhirnya, terciptalah kesamaan sikap dan tindakan masyarakat berlomba untuk memiliki sebuah ponsel pintar demi sebuah peningkatan status dan kelas sosial. Budaya massa, yang tercipta adalah konsumerisme. Dampaknya yang ditimbulkan dapat berupa kesenjangan sosial dan kriminalitas.
3. Tren, mode, dan mall
Masyarakat Indonesia mulai mengadaptasi mode dari luar negeri. Lewat media massa, kita mengenal bagaimana cara budaya barat berpakaian untuk gaya formal dan non-formal. Misalnya, menggunakan blazer untuk acara resmi, jins untuk bersantai. Demikian pula, tren mode yang berasal dari Korea telah mempengaruhi cara berpakaian khususnya remaja dan pemuda. Realita budaya yang dibentuk oleh media massa lewat K-Pop, Girl Band, film serial, membuat khalayak Indonesia meniru gaya berpakaian pemuda pemudi dari Negeri Ginseng itu. Pada akhirnya, budaya massa yang tercermin adalah, budaya masyarakat yang hanya menjadi follower tren internasional.
Budaya nasional masih tetap eksis, namun media massa menampilkan mode tradisional biasanya untuk acara khusus, misalnya kebaya pengantin, kebaya sarimbit. Kebaya adalah simbol budaya tradisonal, namun masih tetap populer di masa kini bila pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Berpakaian kebaya di acara khusus bisa dikatakan sebagai budaya massa (budaya tradisional yang tetap populer di masyarakat)
Mall, sedianya bukan hanya tempat untuk berbelanja. Berbagai konsep yang dibuat oleh pengembang mall serta jumlah nya yang kian banyak, membuat citra kepada khalayak bahwa mall adalah sebuah gaya hidup untuk bersantai, rileks, menjalin kebersamaan dengan teman.
BAB III
PENUTUP
Budaya massa merupakan hasil dari budaya populer dan konstruksi industri. Pada hakikatnya manusia pasti memiliki apa yang disebut kebudayaan, namun pada kenyataannya tidak ada kebudayaan yang tidak mempengaruhi pola perilaku masyakarat yang menganut budaya tersebut. Karena budaya mencakup keseluruhan dari cara berfikir dan bertingkah laku masyarakat. Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).
Hal ini terjadi akibat pemikiran masyarakat tentang suatu hal (kebudayaan tradisional) yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. kebudayaan yang masuk tidak sepenuhnya baik untuk masyarakat sebab budaya baru merusak kebudayaan tradisional yang sudah berkembang lebih dulu. Selain itu budaya massa merupakan budaya yang tercipta semata-mata karena industri yang mementingkan keuntungan sebesar-besarnya dari khalayak konsumen untuk kaum konglomerat media.
Sedangkan untuk budaya popular, budaya popular merupakan refleksi dari budaya tradisional yang kemudian di hadirkan kembali oleh masyarakat dengan cara berbeda di era modern. Jika dahulu di budaya tradisional terdapat suatu budaya yang hanya dapat dimiliki oleh kalangan tertentu, budaya popular justru memberikan kesempatan untuk seluruh lapisan masyarakat untuk dapat menikmati dan menyaksikan budaya tersebut di media massa. Budaya popular sifatnya selalu berubah dan lebih banyak menonjolkan sisi hiburan.
Akan tetapi kesenangan yang menjelma dalam kehidupan manusia begitu kuat justru semata-mata hanya akan membuat masyarakat menjadi tertagih untuk mendapatkan kesenangan secara terus menerus dan terlena kepada sesuatu yang bersifat semu dan tidak informatif. Sikap ketagihan inilah yang memaksa media massa untuk terus menerus menayangkan tayangan hiburan yang sesuai keinginan khalayak masyarakat (budaya popular).
3.2 Saran
Saran kami kepada pembaca adalah agar makalah ini digunakan dan dimanfaatkan dengan baik untuk menambah pengetahuan tentang sistem politik dari beberapa negara bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Burhan, Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2007.
2. Zulkarimien, Nasution. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2003.
3. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2012.
4. http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/budaya-massa-di-indonesia.html?m=1
5. http://jega-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-60280-Tugas%20PKBU-Budaya%20Massa%20dan%20Budaya%20Populer.html
6. Budaya Massa dan Budaya Populer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar