Bagaimana strategi dan inisitif negara-negara berkembang menghadapi negara-negara maju dan industri baru dalam peta bisnis international ?
Strategi
dan inisitif negara-negara berkembang menghadapi negara-negara maju dan
industri baru dalam peta bisnis international yaitu :
Menurut
William Overvolt, terdapat strategi pembangunan yang dapat mendorong
pertumbuhan di Negara berkembang dalam menghadapi negara-negara maju dan
industri baru dalam peta bisnis international :
1.
Merangsang kebangsaan, jika diperlukan mempertentangkannya dengan
kekuatan negara maju. Nation building atau pembangunan bangsa merupakan
salah satu tugas berat yang dilaksanakan negara-negara baru di Asia.
Mereka harus membangkitkan perasaan kebangsaan untuk mendorong
terjadinya persatuan. Dengan perasaan senasib sepenanggungan, maka
anggota masyarakat makin solid. Apabila pihak berkuasa menciptakan
“musuh” dari luar maka dengan mudah masyarakat akan bersatu demi
pembangunan ekonomi dalam melawan musuh itu.
2.
Membersihkan lembaga-lembaga pemerintah: membasmi mereka yang
menyia-nyiakan waktu dan tidak kompeten. Selain itu negara-negara
industri baru itu juga menempatkan teknokrat yang bersekolah di Barat.
3.
Menumpas kejahatan, pemogokan politik dan kekacauan.Pemerintah di
negara-negara industri baru melancarkan kebijakan untuk menjamin
pertumbuhan ekonomi. Salah satu unsurnya adalah menstabilkan lingkungan
dimana perusahaan beroperasi. Kejahatan ditumpas agar menjamin keamanan
pelaku ekonomi. Demikian aksi-aksi pemogokan yang dipolitisir dan
berpotensi menimbulkan kekalutan diredam. Tekanan yang dilakukan
pemerintah terhadap pelaku demonstrasi memang sangat keras namun
akibatnya muncul stabilitas meskipun bersifat semu.
4.
Menindas kelompok penekan yang menyebabkan patronisme, korupsi dan
inflasi.Berbagai kelompok dalam masyarakat yang berperan sebagai
kelompok penekan sering menimbulkan masalah baru. Mereka kadang-kadang
menumbuhkan pola patron klien yang kemudian membuka peluang lahirnya
praktek-praktek korupsi.
5.
Menyesuaikan diri dengan standar yang ditetapkan negara-negara industri
maju dalam rangka mencari modal. pasar dan teknologi. Negara industri
baru dalam memacu ekspor dan memasuki pasar asing mereka meniru standar
yang diberlakukan oleh negara maju. Mereka pun mendesain industrinya
yang sesuai dengan apa yang dicapai negara maju.
6.
Menata agar anggaran militer rendah sedangkan anggaran pembangunan
tinggi.Pada masa pertumbuhan ekonomi tinggi selama tiga dekade terakhir,
banyak negara industri baru tidak membesar-besarkan anggaran militer
karena dianggap menyedot anggaran. Pada masa pertumbuhan itu, militer
berperan untuk menjaga tidak terjadi ancaman dari luar.Namun demikian
terlihat bahwa begitu pendapatan itu naik maka ada keinginan dari
militer untuk memperbarui persenjataannya.
7.
Mengalihkan diri pada pertumbuhan yang disebabkan ekspor.Semua negara
industri baru bisa tumbuh cepat karena memacu ekspor. Jenis ekspor masih
berupa barang setengah jadi atau barang manufaktur yang masih sederhana
sifatnya seperti sepatu atau televisi. Indonesia dan Malaysia memacu
ekspor hasil alam.
8.
Reformasi pemerataan pendapatan:Jalan yang ditempuh antara lain dengan:
– reformasi pembagian tanah (land reform)- industri padat karya (buruh
murah, tekstil, pertanian dan barang elektronik)- investasi
besar-besaran di bidang pendidikan.
9.
Menciptakan perusahaan yang besar dan modern untuk menjamin tercapainya
target perdagangan. Di beberapa negara seperti di Korea Selatan,
perusahaan besar keluarga diciptakan untuk memacu industrialisasi.
Perusahaan konglomerat ini yang di Korsel disebut Chaebol menjadi mesin
pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan.
10.
Dapatkan teknologi, modal dan perdagangan dari perusahaan multinasional
dan bank internasional. Menggunakan teknokrat dan para pemimpin
nasionalis untuk memaksimalkan keuntungan bagi negara.
11.
Meniti tangga yang dimulai dengan sektor padat karya seperti pertanian
dan bahan mentah, industri tekstil dan sepatu, industri ringan seperti
pabrik televisi dan industri teknologi tinggi.
12.
Penggunaan alat-alat autoritarian, jika diperlukan, untuk mencapai
tujuan pembangunan ekonomi. Kadang-kadang karena ingin memelihara
stabilitas, pemerintah bersikap kaku dan keras sehingga timbul kesan
adanya autoritarian dalam pemerintah. Sikap pemerintah yang autoritarian
itu untuk tingkat tertentu berhasil keberhasilan pembangunan ekonomi.
Akan tetapi, dalam situasi dimana proses demokratisasi makin luas, sikap
otoriter pemerintah makin ketinggalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar