Senin, 06 Mei 2019
Praktek Proteksionisme Negara Amerika Serikat (AS) dibawah Presiden Donald J Trump, sebagai salah satu pemain utama dalam bisnis internasional, sudah menyetujui untuk menerapkan kebijakan proteksionis dengan mengenakan tariff bea masuk impor sebesar 25% untuk produk baja dan tariff 10% untuk impor aluminium.
Bagaimana strategi dan inisitif negara-negara berkembang menghadapi negara-negara maju dan industri baru dalam peta bisnis international ?
Strategi
dan inisitif negara-negara berkembang menghadapi negara-negara maju dan
industri baru dalam peta bisnis international yaitu :
Menurut
William Overvolt, terdapat strategi pembangunan yang dapat mendorong
pertumbuhan di Negara berkembang dalam menghadapi negara-negara maju dan
industri baru dalam peta bisnis international :
1.
Merangsang kebangsaan, jika diperlukan mempertentangkannya dengan
kekuatan negara maju. Nation building atau pembangunan bangsa merupakan
salah satu tugas berat yang dilaksanakan negara-negara baru di Asia.
Mereka harus membangkitkan perasaan kebangsaan untuk mendorong
terjadinya persatuan. Dengan perasaan senasib sepenanggungan, maka
anggota masyarakat makin solid. Apabila pihak berkuasa menciptakan
“musuh” dari luar maka dengan mudah masyarakat akan bersatu demi
pembangunan ekonomi dalam melawan musuh itu.
2.
Membersihkan lembaga-lembaga pemerintah: membasmi mereka yang
menyia-nyiakan waktu dan tidak kompeten. Selain itu negara-negara
industri baru itu juga menempatkan teknokrat yang bersekolah di Barat.
3.
Menumpas kejahatan, pemogokan politik dan kekacauan.Pemerintah di
negara-negara industri baru melancarkan kebijakan untuk menjamin
pertumbuhan ekonomi. Salah satu unsurnya adalah menstabilkan lingkungan
dimana perusahaan beroperasi. Kejahatan ditumpas agar menjamin keamanan
pelaku ekonomi. Demikian aksi-aksi pemogokan yang dipolitisir dan
berpotensi menimbulkan kekalutan diredam. Tekanan yang dilakukan
pemerintah terhadap pelaku demonstrasi memang sangat keras namun
akibatnya muncul stabilitas meskipun bersifat semu.
4.
Menindas kelompok penekan yang menyebabkan patronisme, korupsi dan
inflasi.Berbagai kelompok dalam masyarakat yang berperan sebagai
kelompok penekan sering menimbulkan masalah baru. Mereka kadang-kadang
menumbuhkan pola patron klien yang kemudian membuka peluang lahirnya
praktek-praktek korupsi.
5.
Menyesuaikan diri dengan standar yang ditetapkan negara-negara industri
maju dalam rangka mencari modal. pasar dan teknologi. Negara industri
baru dalam memacu ekspor dan memasuki pasar asing mereka meniru standar
yang diberlakukan oleh negara maju. Mereka pun mendesain industrinya
yang sesuai dengan apa yang dicapai negara maju.
6.
Menata agar anggaran militer rendah sedangkan anggaran pembangunan
tinggi.Pada masa pertumbuhan ekonomi tinggi selama tiga dekade terakhir,
banyak negara industri baru tidak membesar-besarkan anggaran militer
karena dianggap menyedot anggaran. Pada masa pertumbuhan itu, militer
berperan untuk menjaga tidak terjadi ancaman dari luar.Namun demikian
terlihat bahwa begitu pendapatan itu naik maka ada keinginan dari
militer untuk memperbarui persenjataannya.
7.
Mengalihkan diri pada pertumbuhan yang disebabkan ekspor.Semua negara
industri baru bisa tumbuh cepat karena memacu ekspor. Jenis ekspor masih
berupa barang setengah jadi atau barang manufaktur yang masih sederhana
sifatnya seperti sepatu atau televisi. Indonesia dan Malaysia memacu
ekspor hasil alam.
8.
Reformasi pemerataan pendapatan:Jalan yang ditempuh antara lain dengan:
– reformasi pembagian tanah (land reform)- industri padat karya (buruh
murah, tekstil, pertanian dan barang elektronik)- investasi
besar-besaran di bidang pendidikan.
9.
Menciptakan perusahaan yang besar dan modern untuk menjamin tercapainya
target perdagangan. Di beberapa negara seperti di Korea Selatan,
perusahaan besar keluarga diciptakan untuk memacu industrialisasi.
Perusahaan konglomerat ini yang di Korsel disebut Chaebol menjadi mesin
pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan.
10.
Dapatkan teknologi, modal dan perdagangan dari perusahaan multinasional
dan bank internasional. Menggunakan teknokrat dan para pemimpin
nasionalis untuk memaksimalkan keuntungan bagi negara.
11.
Meniti tangga yang dimulai dengan sektor padat karya seperti pertanian
dan bahan mentah, industri tekstil dan sepatu, industri ringan seperti
pabrik televisi dan industri teknologi tinggi.
12.
Penggunaan alat-alat autoritarian, jika diperlukan, untuk mencapai
tujuan pembangunan ekonomi. Kadang-kadang karena ingin memelihara
stabilitas, pemerintah bersikap kaku dan keras sehingga timbul kesan
adanya autoritarian dalam pemerintah. Sikap pemerintah yang autoritarian
itu untuk tingkat tertentu berhasil keberhasilan pembangunan ekonomi.
Akan tetapi, dalam situasi dimana proses demokratisasi makin luas, sikap
otoriter pemerintah makin ketinggalan.
Soal
Terbentuknya The IMF Article of
Agreement sangat dipengaruhi oleh keruntuhan finansial di seluruh dunia,
devaluasi kompetitif, perang perdagangan, tingginya pengangguran,
hiperinflasi di Jerman dan di negara-negara lain, serta disintegrasi
ekonomi umum yang dialami diantara perang. Coba saudara mahasiswa
bandingkan dengan organisasi IMF yang sekarang dan bagaimana hubungannya
dengan keadaan perekonomian Indonesia sekarang ini?....Dan jelaskan
IMF (International Monetary Fund), adalah organisasi
internasional beranggotakan 189 negara yang bertujuan mempererat kerja
sama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan, mendorong
perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan sekaligus
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengentaskan kemiskinan di
seluruh dunia.
IMF didirikan memiliki tiga fungsi utamanya adalah mengawasi
kesepakatan nilai tukar tetap antarnegara, membantu pemerintah mengelola
nilai tukarnya sehingga memungkinkan pertumbuhan ekonomi,dan
menyediakan modal jangka pendek untuk membantu neraca pembayaran.
Bantuan ini bertujuan mencegah penyebaran krisis ekonomi
internasional. IMFjuga bertujuan membantu memulihkan ekonomi
internasional pasca-Depresi Besar dan Perang Dunia . Selain itu IMF juga
menyediakan investasi modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
proyek pembangunan seperti proyek infrastruktur.
Indonsia resmi menjadi anggota IMF pada 10 September 1952. Dan Pada
tahun 2018 Indonesia menjadi Tuan Rumah pertemuan Tahunan IMF dan Bank
Dunia.
Indonesia saat ini tengah melakukan pembangunan infrastuktur .
Pemerintah perlu berhati-hati, bahwa banyak negara berkembang yang
sengsara atas perjanjian yang dilakukan IMF dengan beberapa negara
berkembang. Karena Amerika, IMF dan Bank Dunia mengadakan pertemuan di
Washington yang menghasilkan Konsensus Washington (KW). KW sendiri pada
hakikatnya merupakan suatu formula yang lebih ampuh dalam menjerat,
menundukkan dan menguasai negara-negara berkembang. Formula ini berupa
sebuah program yang bernama program penyesuaian struktural (struktural
adjustment policy/ SAP) yang harus dilaksanakan oleh negara-negara
berkembang dalam pembangunannya sebagai syarat mutlak diberikannya
pinjaman luar negeri dan dalam rangka mengatasi krisis dan kelesuan
ekonomi.
Program penyesuaian struktural ini meliputi liberalisasi impor dan
pelaksanaan sumber-sumber keuangan secara bebas (liberalisasi keuangan),
devaluasi mata uang, pelaksanaan kebijakan fiskal dan moneter dengan
pembatasan kredit untuk rakyat, pengenaan tingkat suku bunga yang
tinggi, penghapusan subsidi, peningkatan harga-harga public utilities
(kebutuhan rakyat), peningkatan pajak, menekan tuntutan kenaikan upah,
liberalisasi investasi terutama investasi asing dan privatisasi.
Program SAP inilah yang diterapkan IMF kepada negara-negara pasiennya
di seluruh dunia. Delapan kali penandatangan Letter of Intent (LoI)
oleh Indonesia dan IMF selama periode 1997-2002, merupakan implementasi
SAP. Jadi Indonesia harus melaksanakan SAP yang sarat dengan kepentingan
kapitalisme jika ingin mendapatkan pinjaman IMF.
Soal
Pada uji detail transaksi tes substantif untuk aset tetap, terdapat 3
macam transaksi terkait aset tetap. Coba rangkum sesingkat mungkin 3
macam transaksi itu!
Jawab
jawaban 1
Uji detail trainsaksi tes
substantif menangani 3 macam transaksi terkait aset tetap, yaitu
penambahan, penghapusan, dan perbaikan dan pemeliharaan,
1. Pencocokan Penambahan Aset Tetap
Semua penambahan utama harus didukung dokumentasi berupa formulir
otorisasi yang tepat waktu, voucher, faktur, kontrak, dan dokumentasi
pendukung
2. Pencocokan Penghapusan Aset Tetap
Bukti penjualan, pembatalan, dan trade-in harus ada dalam
bentuk perintah pengiriman uang kas, persetujuan tertulis, dan
perjanjian penjualan harus diperiksa secar hati-hati untuk menentukan
akurasi dan kepatutan pencatatan akuntansi termasuk pengakuan untung
atau rugi, jika ada serta memastikan bahwa semua pembatalan atau
penghapusan aset telah dicatat dengan benar terkait asersi keberadaan
dan keterjadian, hak dan kewajiban, dan asersi penilaian atau alokasi.
3. Menelaah Jurnal Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Bertujuan untuk menentukan kepatutan dan konsistensi penagihan biaya
perbaikan. Kepatutan meliputi pertimbangan apakah klien telah membuat
pembedaan yang tepat antara pengeluaran pendapatan dan modal.
Sumber : BMP EKSI4310
Jawaban 2
3 macam transaksi terkait aset tetap yaitu:
1. Pencocokan Penambahan Aset Tetap.
Semua penambahan utama harus
didukung dokumentasi berupa formulir otorisasi yang tepat waktu,
voucher, faktur, kontrak dan cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat
harus cocok dengan dokumentasi pendukung (EO1). Jika ada banyak
transaksi, pencocokan dapat dilakukan dengan dasar tes. Ketika aset
tetap diperoleh dengan sewa modal, kos properti dan kewajiban terkait
harus dicatat pada nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum di masa
depan (VA1). Akurasi penentuan nilai sekarang sewa klien harus
dipastikan dengan pengitungan ulang. Pencocokan tambahan menyediakan
bukti tentang keberadaan atau keterjadian(EO1), hak dan kewajiban (RO1),
dan asersi penilaian dan alokasi (VA1).
2. Pencocokan penghapusan Aset Tetap.
Bukti penjualan, pembatalan, dan trade-in harus ada dalam bentuk
perintah pengiriman uang kas, persetujuan tertulis, dan perjanjian
penjualan. Dokumentasi tersebut harus diperiksa secara hati-hati untuk
menentukan akurasi dan kepatutan pencatatan akuntansi, termasuk
pengakuan untung atau rugi. Bukti yang didapat ketika mengaudit
penghapusan aset tetap dapat membantu dalam pengauditan biaya
depresiasi.
3. Menelaah Jurnal Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan.
Tujuan auditor dalam melakukan tes yang terakhir adalah untuk
menentukan kepatutan dan konsistensi penagihan biaya perbaikan. Untuk
hal tersebut auditor harus menguji dokumentasi pendukung seperti faktur
vendor, order pekerjaan perusahaan, dan otorisasi manajemen untuk
menentukan kepatutan tagihan atau kebutuhan akan jurnal penyesuaian
(E03). Auditor juga harus memperhitungkan pengeluaran lain yang mungkin
telah dikapitalisasi oleh entitas.
Sumber: EKSI 4310 / Auditing II
Jawaban 3
Pada uji detail transaksi tes substantif akan aset tetap.
Terdapat 3 macam transaksi aset tetap antara lain:
1. Pencocokan Penambahan Aset Tetap
Semua penambahan utama harus didukung dokumen berupa
formulir otorisasi yang tepat waktu (in the minutes),voucher, faktur, kontrak
dan cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus cocok dengan dokumentasi
pendukung (EOI)
Ketika aset tetap diperoleh dengan sewa modal, kos properti
dan kewajiban terkait harus dicatat pada nilai sekarang dari pembayaran secara
minimum di masa depan (VAI). Akurasi penentuan nilai sekarang sewa klien harus
dipastikan dengan penghitungan ulang. Pencocokan tambahan menyediakan bukti
tentang keberadaan atau keterjadian (EOI), hak dan kewajiban (ROI), dan asersi
penilaian dan alokasi (VAI)
2. Pencocokan Penghapusan Aset Tetap
Bukti penjualan, pembatalan, dan trade-in harus ada dalam
bentuk perintah pengiriman uang kas, persetujuan tertulis dan perjanjian penjualan.
Dokumentasi tersebut harus diperiksa secara hati-hati,untuk menentukan akurasi
dan kepatuhan pencatatan akuntansi, termasuk pengakuan untung dan rugi.
Prosedur-prosedur yang sangat berguna untuk auditor dalam
menentukan apakah semua pembatalan telah dicatat adalah:
- Menganalisis berbagai macam akun pendapatan terkait penambahan dari penjualan aset tetap.
- Memeriksa pemindahan fasilitas terkait lini produksi dan operasi yang tidak dilanjutkan.
- Melacak pembatalan order pekerjaan dan otorisasi pembatalan terhadap pencatatan akuntansi.
- Meninjau peraturan asuransi untuk penghentian atau pengurangan penutupan.
- Membuat penyelidikan manajemen terkait pembatalan.
Bukti yang didapat ketika mengaudit penghapusan aset tetap
dapat membantu dalam pengauditan biaya depresiasi.
3. Menelaah Jurnal Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melakukan tes yang terakhir adalah
untuk menentukan kepatutan dan konsistensi penagihan biaya perbaikan. Kepatutan
meliputi pertimbangan apakah klien telah membuat pembedaan yang tepat antara
pengeluaran pendapatan dan modal.
Menganalisis jurnal biaya perbaikan juga menghasilkan bukti
tentang penilaian aset tetap. Selain itu dapat mengungkapkan kesalahan
klasifikasi pada akun-akun yang terkait dengan asersi penyajian dan pengungkapan.
Tugas
soal :
Menurut saudara apa yang akan terjadi apabila fungsi pembelian dalam perusahaan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya ? Jelaskan !!
soal :
Menurut saudara apa yang akan terjadi apabila fungsi pembelian dalam perusahaan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya ? Jelaskan !!
Menurut saya, seandainya fungsi pembelian suatu perusahaan berjalan
tidak sebagaimana mestinya maka yang hampir pasti terjadi adalah tidak
optimalnya efektivitas dan efisiensi perusahaan. Hal tersebut akan
menimbulkan efek domino pada fungsi-fungsi lain dalam perusahaan
sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian terhadap
perusahaan. Berikut contoh fungsi pembelian yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
Suatu perusahaan melakukan pembelian atas bahan baku tanpa melalui
persetujuan manajemen yang berwenang dan tidak melakukan penilaian
terhadap pihak supplier. Setelah barang yang dibeli tiba, ternyata
kualitas barang yang diterima jauh dari kualitas seharusnya, padahal
harga yang dibayarkan diatas harga pasar seharusnya. Atas kejadian
tersebut, manajemen fungsi pembelian tidak mau bertanggungjawab karena
merasa tidak memberikan persetujuan atas pembelian tersebut. Kegagalan
fungsi pembelian pada kasus ini akan berdampak panjang bagi perusahaan,
mulai dari kerugian atas pembelian bahan baku yang mahal, hingga
kualitas barang produksi yang tidak optimal karena kualitas bahan baku
yang buruk. Selain itu, penjualan barang dan pelayanan purna jual juga
akan terpengaruh karena mahalnya harga produksi serta buruknya kualitas
bahan baku.
Fungsi
Pembelian merupakan salah satu bagian yang sangat penting di sebuah
perusahaan, apalagi pada perusahaan manufaktur. Fungsi pembelian
memiliki tugas dan sasaran tertentu yang sangat mempengaruhi operasional
perusahaan. Sehingga, apabila fungsi pembelian tersebut tidak berjalan
sebagaimana seharusnya akan memiliki dampak yang sangat signifikan
terhadap perusahaan misalnya :
1. Akan dapat menganggu bahkan menghambat proses produksi dikarenakan
fungsi pembelian tidak memastikan ketersedian barang maupun jasa yang
dibutuhkan dan menunjang proses produksi/operasional perusahaan.
2. Jika fungsi pembelian melakukan pengadaan barang secara sembarang,
maka akan menimbulkan biaya yang tidak sedikit sehingga bisa berdampak
terhadap laba/rugi perusahaan kedepannya.
3.
Tidak berfungsinya bagian pembelian sebagaimana mestinya bisa
menimbulkan kekecewaan dari sisi pelanggan maupun pemasok/mitra.
4. Kekecewaan Pelanggan bahkan bisa sampai meninggalkan perusahaan,
dikarenakan tidak tersedianya barang/jasa yang mereka inginkan karena
terganggunya proses prosuksi tadi.
5.
Jika fungsi pembelian tidak mampu berkoordinasi dengan bagian lain,
juga akan menimbulkan masalah dengan pemasok, misalnya ketidak tepatan
perusahaan dalam melunasi Utang kepada pemasok/Mitra.
6. Bisa juga menimbulkan terjadinya Fraud di bagian tersebut, dengan melakukan Mark UP biaya pengadaan/pembelian .
7.
Perusahaan tidak akan mampu melakukan pengadaan barang dan jasa secara
optimal, efektif, dan efisien seperti yang diharapkan pada proses
tersebut.
melalui fungsi pembelian, perusahaan akan mampu melakukan pengadaan
barang dan jasa yang dibutuhkan secara optimal, efektif dan efisien
untuk proses produksi. Dengan demikian, ketersediaan barang dan jasa
yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan dapat dipastikan tetap berjalan
dan berfungsi sebagaimana mestinya sehingga kekhawatiran terganggunya
proses produksi karena ketiadaan bahan baku dan bahan penunjang lainnya
dapat dihindari atau paling tidak dapat diantisipasi. Fungsi Pembelian bernilai penting dan strategis mengingat bahwa ketika proses kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang lainnya yang di cukupi oleh fungsi pembelian tidak dapat tersedia secara optimal maka dampaknya dapat di pastikan bahwa proses produksi dapat berhenti dan banyak sumber daya yang menganngur sehingga akan menggangu keberlangsungan perusahaan . Dalam Konteks Pemerintah Fungsi pembelian atau fungsi Pengadaan barang/Jasa menjadi penting dan strategis mengingat pada fungsi pembelian atau fungsi pengadaan barang/jasa ini merupakan pilar utama dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, Bayangkan jika fungsi ini tidak ada dalam pemerintah maka pelayanan kepada masyarakat baik di bidangkesehatan, penyediaan infrastruktur, pendidikan dan bidang lainnya tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
dapat dihindari atau paling tidak dapat diantisipasi. Fungsi Pembelian bernilai penting dan strategis mengingat bahwa ketika proses kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang lainnya yang di cukupi oleh fungsi pembelian tidak dapat tersedia secara optimal maka dampaknya dapat di pastikan bahwa proses produksi dapat berhenti dan banyak sumber daya yang menganngur sehingga akan menggangu keberlangsungan perusahaan . Dalam Konteks Pemerintah Fungsi pembelian atau fungsi Pengadaan barang/Jasa menjadi penting dan strategis mengingat pada fungsi pembelian atau fungsi pengadaan barang/jasa ini merupakan pilar utama dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, Bayangkan jika fungsi ini tidak ada dalam pemerintah maka pelayanan kepada masyarakat baik di bidangkesehatan, penyediaan infrastruktur, pendidikan dan bidang lainnya tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Minggu, 04 Maret 2018
KEPEMIMPINAN MANAJEMEN ORGANISASI
DISUSUN OLEH
BOBBY INDRAWAN SAPUTRA
MAYANG
LERI SAMBORA
DESY
ATIKA
NURMISWARI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
KOMISARIAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kepemimpinan
Manajemen Organisasi”
Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bengkulu, November 2016
Penyusun
Daftar Isi
Cover.............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.Latar
Belakang............................................................................................ 1
2.Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
3.Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.Kepemimpinan............................................................................................. 2
2.Kharakteristik
Kepemimpinan..................................................................... 3
3.Manajemen.................................................................................................. 7
4.Organisasi.................................................................................................. 11
5.Hubungan
Antara Kepemimpinan, Manajemen Dan Organisasi............... 15
BAB III PENUTUP................................................................................... 17
1.Kesimpulan................................................................................................ 17
2.Saran.......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................ 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Setiap lembaga/instansi memiliki tujuan dan cita-cita
di dalamnya, sebagai proses untuk mencapai tujuannya, Untuk mengoperasikan
sebuah lembaga/instansi, dibutuhkan satu kesatuan perangkat yang berhubungan
sebagai motor penggerak instansi/lembaga yaitu kepemimpinan, manajemen dan
organisasi.
Ketiga hal tersebut harus diperhatikan dalam beroganisasi
agar tujuan-tujuan dalam organisasi tersebut dapat dicapai secara efektif dan
efesien. Berangkat dari hal itu kami mengambil tema makalah dengan judul
“Kepemimpinan, Manajemen Organisasi”.
2. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari kepemimpinan?
2.
Apa pengerian dari manajemen?
3.
Apa pengertian dari organisasi?
3. Tujuan
Penulisan
1. Pembaca
dapat mengetahui apa arti kepemimpinan, manajemen dan organisasi
2. Menambah
pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis khususnya
3. Memenuhi tugas akhir pada Latihan Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu angkatan
Al-Baits.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Kepemimpinan
a)
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai
cara yang berbeda oleh berbagai
orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga
implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan
menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status / kedudukan
pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan,
semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua,
Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara
para pemimpin dan anggota kelompok. Para
pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai
kegiatan para anggota kelompok, tetapi
para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin
secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak
langsung.
Ketiga, Selain dapat
memberikan pengarahan kepada para
bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan
pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan
apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan
dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan
adalah bagian penting manajemn, tetap tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang-orang lain
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen
mencakup kepemimpinan,
tetapi juga mencakup
fungsi-fungsi lain seperti
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
b)
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih
kalau dikaji secara praktis kedua- duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses
kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara
berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan
kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus
menjadi patokan yang harus dicapai.
Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat
mencapai tujuan yang inginkan secara
efektif dan efisien.
c)
Fungsi kepemimpinan
Agar
kelompok berjalan dengan efektif,
seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ;
i.
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
tugas (“task-related”) atau pemecahan
masalah.
ii.
fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama
menyangkut pemberian saran
penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar-
persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat,
dan sebagainya.
2.
Kharakteristik
Kepemimpinan
a)
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam
kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari
kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim)
Setiap manusia
pasti memerankan suatu
kepemimpinan. Hadis Rasulullah
mengatakan, “ Setiap
anda adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Pemimpin adalah
pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat.
Laki-laki adalah pengasuh
dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap asuhannya.
Wanita adalah pengasuh di rumah suaminya
dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu
adalah pengasuh harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”.
(H.R. Imam Bukhari & Muslim).
b)
Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak
seorang m,uslim adalah tidak
mengejar kepemimpinan untuk
dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki
kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan,
sementara dia lemah dan sanggup memikul,
hendaknya dia menolak tanggungjawab itu.
Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib
melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa,
dan bila dia melaksanakan
kewajiban itu dia mendapat pahala. Nash-nash berikut ini menjelaskan hal
tersebut di atas :
Ø Jangan
meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta
dijadikan pemimpin. Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi
memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari
kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui
(melaksanakan tugasnya) dan
alangkah buruknya orang yang
menyapinya (melalaikan tugasnya)
“ (H.R Bukhari & Nasai)
Ø Jangan
menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar
katanya “Aku masuk menemui Nabi
bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya
kammu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan
penyesalan pada hari
kiamat. Kecuali bagi
orang yang mengambil
dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan
kepada” (H.R. Muslim)
c)
Kepemimpinan yang Efektif
Ø Menciptakan
wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang
organisasi.
Ø Mengembangkan
strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
Ø Memperoleh
dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
Ø Memberi
motivasi yang kuat kepada kelompok inti
dan seluruh anggota untuk mencpai tujuan organisasi.
d)
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat
bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe
dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin
yang bertipe demikian dipandang sebagai
orang yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara
dogmatis dan selalu
positif. Dengan segala
kemampuannya, ia berusaha menakut-
nakuti bawahannya dengan jalan
memberikan hukuman tertentu bagi yang
berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik
(correct).
2) Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian
mengadakan konsultasi dengan
para bawahannya mengenai
tindakan-tindakan dan
keputusan-keputusan yang diusulkan /
dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha
memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan
kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
3) Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin
sangat sedikit menggunakan kekuatannya,
bahkan memberikan suatu tingkatan
kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free
rein” (Laissez Faire) di
dalam segal tindakan mereka. Pemimpin demikian
biasanya mempunyai ketergantungan yang
besar pada anggota
kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan
dan alat-alat /
cara mencapainya. Mereka
(para pemimpin
‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan
meraka sebenarnya sebagai
orang yang berusaha
memberikan kemudahan (fasilitas) kerja
para pengikut, umpama
dengan jalan menyampikan
informasi kepada orang-orang
yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di
luar kelompok
e)
Pemimipin islam
i. Ciri-ciri
Pemimpin Islam
Ø Setia
; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
Ø Tujuan
Islam secara menyeluruh
Ø Berpegang
pada syariat dan Akhlak Islam
Ø Pengemban
amanat / bertanggungjawab.
ii.
Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam
Ø Musyawarah
Ø Adil
Ø Kebebasan
berfikir
iii.
Karakter Kepemimpinan Islam
Ø Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol
anda dengan menjadikan setiap saat
bekerja untuk Islam.
Ø Mengarah pada hasil
yang kongkrit, memusatkan
perhatian diri pada hasil,
ketimbang pada pekerjaannya itu sendiri.
Ø Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda
dan para sahabat anda, akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda
terancam.
Ø Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus menerus yang akan memberikan hasil yang
cemerlang.
Ø Bertawakal
kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda
pada persoalan yang mudah dan aman.
3.
Manajemen
a)
Manajemen
Manajemen adalah
proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentuakn, menginterpretasikan, dan
pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan
dan kepemimpinan (leading),
dan pengawasan (controlling).
Pola Umum Manajemen:
Ø Manajemen
pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
Ø Sebagai
alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik daripada
administrasi yaitu organisasi ;
Ø Dalam
fungsinya menggerakkan organisasi,
manajemen merupakan suatu proses
dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain ;
Ø Proses
manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
Ø Dalam
mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
Ø Penggunaan
unsur-unsur manajemen tersebut selalu
dilaksanakan dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
b)
Proses Fungsi Manajemen
Umumnya, ada beberapa proses
dan fungsi yang biasa di implementasikan dalam kegiatan manajemen
Ø Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah
proses mendifinisikan tujuan dari organisasi, menyusun strategi untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan tersebut dan merancang aktivitas kerja organisasi
tersebut. Perencanaan bisa diartikan upaya dalam mengantisipasi adanya
kecenderungan di masa mendatang dan penentuan sebuah strategi yang tepat agar bisa
merealisasikan tujuan organisasi.
Ø Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses
yang meliputi bagaimana strategi yang sudah dirumuskan pada saat tahap
perencanaan digambarkan pada sebuah struktur organisasi yang tangguh, sesuai,
dan lingkungan yang kondusif.
Pengorganisasian bisa
memberikan kepastian bahwa pihak pihak yang berada dalam organisasi bisa
bekerja bersama sama dengan efektif dan efisien.
Ø Pengarahan
Pengarahan adalah tahap dimana
program diimplementasikan supaya bisa dilakukan oleh seluruh pihak yang
terlibat dalam sebuah organisasi.
Pengarahan sebuah upaya dalam
memotivasi pihak pihak tersebut agar bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan
kesadaran penuh dan tingkat produktifitas yang sangat tinggi.
Ø Pengendalian
Pengendalian adalah upaya untuk
memastikan semua kegiatan yang dijalankan bisa berjalan dengan semestinya,
sesuai dengan tahap dan target yang telah ditetapkan walaupun ada beberapa
perubahan perubahan minor yang bisa terjadi didalam lingkungan yang dihadapi.
c)
Prinsip Manajemen
Henry Fayol
mengemukakan 14 prinsip manajemen,yaitu sebagai berikut.
1. Pembagian
Kerja (Division of Work)
Pembagian kerja (spesialisasi)
ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seseorang
dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan. Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the right man in
the right place, bukan atas dasar like and dislike.
2. Wewenang
dan Tanggung Jawab (Authority andResponsibility)
Wewenang mencakup hak untuk
memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan ke bawahan.Wewenang ini
harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak yang memberikan perintah.
3. Disiplin
(Discipline)
Disiplin mencakup rasa hormat
dan taat pada peranandan tujuan organisasi.
4. Kesatuan
Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima
instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu atasan.
5. Kesatuan
Arah (Unity of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas
dan tanggung jawabnya,karyawan harus diarahkan oleh seorang manajer dengan
penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan
Kepentingan Organisasi daripada Kepentingan Sendiri (Subordinatie of
IndividualInterest to General Interest)
7. Balas
Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang
dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan maupun pemilik.
8. Sentralisasi/Pemusatan
(Centralization)
Dalam pengambilan keputusan,
harus ada keseimbanganyang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
9. Hierarki/Hierarchi
Garis perintah dan wewenang
harus jelas. Sehingga setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggungjawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
10. Keteraturan
(Order)
Bahan-bahan dan orang-orang
harus ada pada tempat danwaktu yang tepat.
11. Keadilan
dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran
merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
hal ini,harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.
12. Stabilitas
Kondisi Karyawan (Stability of Tennur)
Kestabilan karyawan harus
dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Tingkat
perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi suatu organisasi maupun
perusahaan.
13. Inisiatif
(Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan
untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya meskipun beberapa kesalahan
mungkin terjadi.
14. Semangat
Korps (Esprit de Corps)
Setiap karyawan harus memiliki
semangat kesatuan (espritde corps) yakni rasa senasib dan sepenanggungan,
karyawan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
4.
Oganisasi
a)
Pengertian Organisasi
Ada beberapa
para ahli yang mengemukakan tentang pengertian organisasi, antara lain:
1. W.J.S. Poerwadarminta
Organisasi merupakan susunan
dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi satu
kesatuan yang teratur dan tertata.
2. Janu Murdiyamoko & Citra
Handayani
Organisasi merupakan sebuah
sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang
jelas, prosedur dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.
3. Max Weber
Organisasi ialah suatu kerangka
terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian
kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
4. Dahlan Al Barry
Organisasi merupakan pengaturan
dan penyusunan bagian-bagian tertentu hingga menjadi satu kesatuan, aturan dan
susunan dari berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan
gabungan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Chester I. Bernard
Organisasi merupakan sebuah
sistem kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh dua orang ataupun lebih untuk
melaksanakan suatu aktivitas yang didalamnya memerlukan komunikasi dengan
pencapaian tujuan bersama. Barnard menekankan peranan pada setiap orang
anggotanya yang harus diberikan informasi dan motivasi dan sebagian sebagian
anggota lainnya yang harus membuat keputusan.
6. Richard Scott
Organisasi merupakan suatu
kolektivitas yang disengaja & dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang didasarkan pada asas kelangsungan.
7. Stephen P. Robbinss
Organisasi merupakan suatu
kesatuan sosial yang dikoordinasikan dengan batasan-batasan yang relatif dapat
diidentifikasi dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
8. Stoner
Organisasi ialah suatu pola
hubungan melalui orang atau sekelompok orang di bawah pengarahan manajer untuk
mengejar tujuan bersama.
9. Victor A. Thompson
Organisasi merupakan suatu
integrasi dari sejumlah orang yang ahli yang bekerja sama dengan sangat
rasional & impersonal untuk mencapai tujuan – tujuan yang spesifik
&telah disepakati sebelumnya.
10. James D. Mooney
Organisasi ialah suatu bentuk
perserikatan orang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang
telah di sepakati.
11. Kochler
Organisasi merupakan sebuah
sistem terstruktur yang mengkoordinasikan usaha tertentu oleh suatu kelompok
orang untuk mencapai tujuan.
12. Schein
Organisasi ialah suatu bentuk
koordinasi segala aktivitas yang rasional oleh sejumlah orang untuk mencapai
tujuan melalui pembagian dalam pekerjaan & fungsi hirarki otoritas serta
tanggungjawab masing-masing anggota.
Jadi, kesimpulan organisasi
ialah suatu kumpulan beberapa orang yang bekerjasama dengan sportif dan
tanggung jawab yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Adapun salah satu contoh organisasi di sekolah adalah OSIS, di
perguruan tinggi dapat ditemukan seperti organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HIQMA (Himpunan Qori’ Qoriah
Mahasiswa), diluar sekolah seperti contoh organisasi ASEAN, PBB, FKUB, NU,
Muhamadiyah, FPI, dls.
b)
Tujuan Organisasi
Setiap manusia
yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, menciptakan sebuah wadah atau
badan dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal
ini lah yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan
dicerminkan oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun
jangka panjang.
Tujuan dari
sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri
maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah
organisasi dan untuk menjaga kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan untuk
menjaga sebuah organisasi tetap bisa bertahan dan eksis dalam jangka waktu yang
panjang.
Ada beberapa
tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan organisasi,
adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan atau Misi umum
Pernyataan luas, atau tujuan
dalam skala umum yang mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi
tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering menjadi
pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan
adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di
capai. Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan
seperti ini bisa seperti ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada
kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan
merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik
yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari
sebuah kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.
Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting,
karena dengan hal tersebut, bisa menjadi semangat kerja, dan rasa
bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam sebuah
kelompok.
c)
Manfaat Organisasi
Mengikuti
atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk
kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat
dalam lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap
saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun
mempertahankan sebuah kelompok, memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang,
dan ini akan sangat membantu ketika dalam penyelesaian masalah atau memberikan
masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas
Selain itu
beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya
sebuah tujuan
Organisasi dibentuk dari
tujuan-tujuan bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan
oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang
untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik
mental berbicara didepan umum
tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan
berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi
para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public
speaking.
3. Mudah memecahkan masalah
karena dalam sebuah organisasi
permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan
pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari
setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi
permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan
majemuk
Selain
hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun
disini tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara
lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
5.
Hubungan
Antara Kepemimpinan, Manajemen Dan Organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut
memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen
tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin
pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan
organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
dapat terpisahkan.
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1.
Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.
2.
Manajemen adalahproses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
3.
Organisasi adalah ialah suatu kumpulan beberapa orang yang
bekerjasama dengan sportif dan tanggung jawab yang dilakukan secara sadar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
2. SARAN
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Daftar Pustaka
Amin
Wijaya T,
Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995
Dr. Ir. S.B.
Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori
Organisasi:
Suatu pendekatan
makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia, 1987
James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
Nilai Dasar Perjuangan HMI
Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985
Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990
http://hmisekretariatad.blogspot.co.id/2011/05/materi-kepemimpinan-dan-manajemen.html
Langganan:
Postingan (Atom)
-
PROPOSAL USAHA APOTEK Ditujukan Kepada: Bank Rakyat Indonesia Oleh: ...
-
DOWNLOAD PROPOSAL DISINI PROPOSAL USAHA JAYA INDAH MEBEL Na...
resume sosioogi hukum
Sosiologi Hukum Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara ...